Saya terjaga sepanjang malam. Ada rasa kantuk namun mata enggan terpejam. Pikiran saya penuh. Kepala saya sakit. Mulai error. Mulai ngeload saking entah apa saja yang saya pikir. Badan?? Ga usaah di tanya. Mulai lemas karena kurang tidur. Biasanya, di saat seperti ini, rokok, kopi hitam atau minuman berkadar alkohol beberapa persen akan menemani saya melewati malam. Sekedar penghangat. Sekedar teman iseng. Namun malam ini, sumpah, ga ada keinginan menyentuh salah satu dari ketiga kawan akrab saya. Teringat akan ada yang marah jika saya berakrab lagi dengan mereka. ( Entah, sekarang si nyonya masih akan marah atau tidak jika saya menyentuh kawan - kawan saya. ) Sudah lumayan lama saya membatasi bergaul dengan ketiga nya. Apalagi dengan si vodk~a dan si putih mentol. Sampai saya lupa kapan terakhir saya membunuh waktu bersama mereka. Butuh usaha keras menjauhi teman akrab. Demi si nyonya, yang saya tahu sangat tidak suka jika saya dekat dengan ke tiga kawan saya. Demi si nyonya, saya rela menjadi orang aneh di antara kepulan asap para pria penikmat kopi hitam. Demi si nyonya, saya memilih menambahkan sedikit susu atau coklat kedalam kopi milik saya. Demi si nyonya saya menolak batang demi batang putih yang di tawarkan. Sungguh, saya lakukan itu. Ga mudah tapi saya bisa. Karna saya selalu teringat si nyonya yang ga pernah absen dari pikiran saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar