Membiasakan diri dan terbiasa. Mungkin itu yang harus aku
lakukan sekarang ini. Banyak hal yang terjadi dan itu membuatku lelah. Semalam
adu argument terjadi antara aku dan koko. Koko berkata keadaan kami sekarang
merupakan salahku. Akibat perbuatanku sendiri sehingga koko lebih banyak diam
dan sibuk sendiri. Dan sekali lagi aku tahu, bahwa ternyata aku sangat buruk di
mata koko.
“Apa gunanya ada kamu kl kamu gak bisa di cari? Apa gunanya
ada kamu kalau dulu wkt sakit gw tengah malam tlp gak kamu angkat? Kamu bahkan
gak pernah terfikir utk temenin gw wkt gw sakit dulu. Kamu dimana waktu itu?
Kamu gak aware dengan tlp gw. Gw sempat kepikiran seandainya malam itu niat gw
tlp itu untuk minta tolong sama kamu, mungkin aku sudah gak bernyawa. Dari situ
gw sadar, adanya kamu ternyata sama dengan tidak adanya kamu. Kamu tidak
berniat utk bagaimana bantu gw”
Salah satu sms koko yang dikirimkannya semalam. Baca sms
begitu buat aku sedih, aku coba jelaskan tapi percuma. Aku selalu kalah jika
beradu dengan dia. Semua ga seperti yang dipikirkan koko. Banyak salah paham
yang sudah terjadi. Untuk telpon yang ga keangkat, ada alasannya. Malam itu kita memang telponan. Koko bilang mau tidur. Ya aku biarkan koko tidur. Setelah telpon mati, aku taruh hndphone dan baca buku. Salahku memang, handphone ku dalam keadaan silent. Aku ga terfikir bahwa koko akan telpon aku lagi. Aku sangat menyesal ga angkat telponnya, Tapi begitu aku tahu koko telpon, aku langsung telpon balik. Dan bukannya aku bela diri, tapi jaringan telpon ikut andil.
Aku tipikal yang tidak mematikan handphone kecuali lowbat. Itupun aku selalu
konfirmasi ke koko. Soal sakit, siapa bilang aku ga terfikir? Jika aku bisa
maka aku pun sudah pergi. Koko ga pernah tahu gimana aku nangis – nangis ke cc
chenz saking khawatirnya aku dengan dia.
Dia ga pernah tau, tiap malamku ada doaku untuknya agar dia cepat sembuh. Koko
sakit mendadak di bulan Desember , di saat harga tiket mahal karena itu sedang
musim liburan. Sedangkan uang persediaanku menipis dan aku dalam kondisi ga
bisa ambil cuti. Posisiku ga semudah yang koko bayangkan.
Lalu, ada lagi hal yang menjadi salahku. Koko merasa aku
terlalu bangga memiliki koko. Ya, aku memang demikian. Buatku pribadi,
partnerku adalah kehormatan dan kebanggaanku. Hal itu ga bisa diterima oleh koko.
Sekarang ini aku berasa ngawang. Banyak hal semalam yang
koko sampaikan, baik itu melalui sms dan telpon, itu semua membuatku merasa aku
sangat buruk. Ya, aku sangat tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar