Koko giga gobe

Sedikit mau cerita. Flashback dulu lah ya. Cerita soal saya dan koko. Siang ini teringat tentang kami. Tentang pertengkaran kami. Tentang perpisahan kami. Ahh...banyak hal yang sudah terjadi dalam waktu  satu tahun ini.
Koko Giga Gobe, yah sebut saja koko. Seorang wanita yang usianya terpaut 8 tahun dengan saya. Saya sudah tahu dia sejak lama. Sejak saya bersama dengan Momot. Namun saya baru dekat dengan dia ketika seorang teman "menjodohkan" dia dengan saya. Koko, saya akui.. tidak ada cinta diawal hubungan kami. Yah mengingat perasaan saya saat itu masih kepada Jun. Tapi bukan berati setelahnya tidak ada rasa. Ada! Saya berhasil menumbuhkan rasa pada koko. Berawal dari perjumpaan pertama kami, semakin hari saya semakin menyayangi dia. Mata nya yang saya anggap "genit", membuat saya jatuh hati. Sampai sekarang saya masih ingat rasanya..rasa ketika koko memandang saya untuk pertama kalinya. Debaran itu kuat. Saya sempat sesak nafas karenanya hahahaha.
Bulan-bulan awal hubungan kami sungguh manis. Koko perhatian, rajin telpon rajin kasih kabar. Dia diam- diam juga manja. Saya suka. Namun semua berubah, berbalik 180 derajat. Ketika saya menyusulnya ke Batam di bulan Januari, saat itu keadaan kami masih lumayan. Seingat saya "neraka" di mulai di bulan Februari. Itu saat awal hubungan kami semakin panas tiap harinya. Telpon semakin jarang. Bbm cuma di read. Saya mencoba mengerti dan pahami bahwa koko sedang sakit. Koko tidak nyaman jika harus  berbicara lama. Yang dia mau cuma diam dan tidur.
Di bulan Maret, ada seseorang yang berkata kepada saya bahwa koko tidak pernah mencintai saya. Saya shock. Saya sedih. Saya lebih percaya perkataan orang lain? Sebenarnya saya tidak ingin percaya. Tapi dari sikap koko dan mengingat yang memberitahu saya adalah teman curhat koko,  saya percaya bahwa memang benar koko tidak punya rasa kepada saya. Saya anggap itu sebagai hukuman saya karna memulai hubungan tanpa rasa cinta. Tapi saya ga putus asa. Saya mengasihi koko dan berharap suatu hari koko akan melihat ke arah saya dan bisa jatuh cinta pada saya. Ya, saya bertahan walau saya mulai merasa kesepian tiap harinya. Saya merindukan koko. Tiap hari telpon nya yang saya tunggu. Bukan saya pelit atau terlalu hemat dengan pulsa sehingga tidak bisa telpon koko lebih dulu. Bukan. Alasannya adalah saya telpon koko. Namun entah kenapa..setiap kali saya telpon timingnya ga pernah tepat. Koko sedang rapat. Koko sedang ini dan sedang itu. Koko terganggu dengan telpon saya. Jadi saya cuma berkirim pesan lewat bbm atau sms.
Puncak dari semuanya ada di bulan September. Koko memutuskan saya di tanggal 30 saat saya sedang berada di kantor. Setelah itu, apakah semua selesai begitu saja? Tidak.
Konflik demi konflik terjadi. Koko semakin membenci saya. Saya pun begitu. Ego kami saling beradu. Koko berfikir saya berhianat. Lalu setelah perpisahan kami saya menghasut orang-orang untuk menyerang dia. Demi Tuhan tidak ada saya melakukan perbuatan seperti itu. Sedang saya? Saya berfikir koko ingkar janji. Koko mempermainkan saya. Berjanji pada saya kalo kami akan bersama lagi. Nyatanya? Dari kabar yang saya dengar dia malah dekat dengan sejumlah wanita.
Terakhir saya komunikasi dengan koko di hari minggu pagi, tepatnya tanggal 2 November 2014. 2 minggu sebelum perayaan 1 tahun jadian kami. Itupun koko minta saya untuk tidak mengenalnya lagi dan dia tidak akan menghubungi saya lagi. Tragis? Iya. Saya berfikir kami berpisah dengan membawa sakit hati kami masing-masing.
Saat ini saya sudah merelakan koko. Yang saya dengar dan  saya tau, dia sudah berpartner. Dia sudah punya kehidupan baru. Lalu saya? Yah.. masih berusaha move on dari si kakak Hahaha..
Mmmmm.... misal, suatu hari nanti koko menemukan blog ini dan membaca apa yang saya tulis, ketahuilah koh, apa yang kamu tuduhkan pada saya semuanya salah. Saya berharap suatu hari nanti kita bisa berbaikan. Seperti halnya saya dengan Momot. Sungguh, saya ga ingin ada permusuhan dan dendam. Maaf untuk kesalahan yang sudah saya perbuat dan terima kasih karna pernah menjadi bagian dari cerita hidup saya.